Dispenda Jatim Bikin Jaringan ORCS
Surabaya - Jumlah kendaraan di Jawa Timur (Jatim) terus meningkat. Hal itu membuat Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Jatim membuat terobosan baru. Yakni menerapkan sistem jaringan untuk meng-update data dari waktu ke waktu. Sistem itu disebut operation room control system (ORCS).
Pemantauan tersebut dilakukan di sebuah ruangan berukuran 10 x 15 meter. Di salah satu dinding terdapat beberapa monitor dengan tampilan masing-masing berbeda. Monitor itulah yang menunjukkan angka pergerakan penambahan kendaraan di seluruh Jatim.
Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Rasiyo kemarin (14/9) meninjau sekaligus meresmikan ruangan tersebut. Dia melihat jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke monitor itu. Angkanya berubah-ubah. Sebab, pada saat bersamaan juga terjadi penambahan jumlah kendaraan di samsat daerah.
Bukan hanya jumlah, nominal pajak kendaraan yang masuk juga terlihat. Dari situlah PAD dari pajak kendaraan bermotor (PKB) bisa diperkirakan. Sehingga mudah jika sewaktu-waktu dibutuhkan laporan pemasukan dari PKB.
Kepala Dispenda Jatim AA Gde Raka Wija menjelaskan, sistem itu dimulai dari bawah. Samsat melapor ke unit pelayanan teknis daerah (UPTD). Dari UPTD angka-angka tersebut dikirim ke bagian data. Setelah diolah, data muncul di monitor itu. "Laporan tersebut dilakukan setiap waktu. Bisa jadi setiap menit," ujarnya.
Sedikitnya 35 samsat di Jatim sudah dilengkapi dengan fasilitas itu. Sehingga penambahan jumlah kendaraan bisa terpantau. Begitu juga pembayaran pajak di samsat tersebut.
Agung berharap sistem baru itu bisa mempermudah rekapitulasi pendataan jumlah kendaraan di Jatim. Termasuk jumlah tunggakan pajak yang belum dibayar. Sehingga bisa lebih cepat dalam mengambil kebijakan. "Itu harapan kami," ucapnya.
Sistem yang baru diluncurkan itu bisa menjadi percontohan untuk instansi lain. Rasiyo mengatakan, selama ini prosedur sering memperlambat proses administrasi di pemerintahan. "Sistem informasi tersebut merupakan terobosan yang baik," tuturnya.
Rasiyo menerangkan, PKB di Jatim sangat besar. Diperkirakan, setiap hari nilainya mencapai Rp 24 miliar. Adanya sistem itu dimungkinkan mampu mendongkrak PAD dari aspek tersebut. Sebab, jumlah tunggakan segera diketahui. Hingga pertengahan tahun ini, tunggakan PKB di Jatim mencapai sekitar Rp 891 miliar. "Sehingga bisa cepat disikapi," ujarnya.
Berdasar data yang dihimpun, jumlah kendaraan di Jatim mencapai 4,2 juta unit. Dari jumlah itu, tidak seluruhnya aktif. Ada beberapa yang dinyatakan mati. "Pergerakan tersebut bisa dideteksi. Ini terobosan yang terbaru," tegasnya. (riq/c9/end)
Sumber: Jawa Pos tgl 14/9/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar