Pabrik perusahaan mobil eksotis sangat jauh berbeda dengan pabrik mobil biasa. Di sini semua pembuatan mobil dilakukan layaknya sebuah karya seni yang penuh imajinasi.
“Kami tidak mengizinkan karyawan kami menggunakan parfum semprot. Sebelum bekerja atau saat bekerja. Parfum seperti itu akan mengkontaminasi udara dan merusak warna cat yang sudah kami buat,” kata Marco Jahn, Corporate Communications Office Rolls-Royce Motor Cars.
Sedikit banyak hal itu sudah menggambarkan betapa berbedanya pabrik-pabrik mobil premium seperti Rolls-Royce dan McLaren. Pabrik-pabrik tersebut memang sangat berbeda dengan pabrik mobil pada umumnya. Tuntutan kualitas yang sangat tinggi dan pembuatan mobil yang tidak biasa membuat karyawan yang bekerja di Rolls-Royce dan McLaren melakukan berbagai hal luar biasa dan imajinatif.
Pantangan unik yang disebutkan di awal tadi bukan itu saja. Banyak hal unik lainnya yang berlaku di pabrik Rolls-Royce, Goodwood, Inggris yang kadang membuat kita mengernyitkan dahi. Tapi, jika dipikirkan dengan logis justru sangat masuk akal. Misalkan saja pantangan menggunakan alat ukur saat membuat gril radiator khas Rolls-Royce.
Jika dipikirkan seharusnya penggunaan alat ukur akan membuat posisi radiator jadi lebih pasti. Namun kenyataannya penggunaan tangan justru menghasilkan karya tangan yang sangat berseni. Tidak heran jika mobil-mobil yang dihasilkan oleh Rolls-Royce menjadi karya seni dunia automotif.
Para karyawan yang bekerja di Rolls-Royce sendiri terbagi dalam 2 shift untuk Rolls-Royce Ghost dan 1 shift untuk produksi Rolls-Royce Phantom. Setiap bagian mobil Ghost harus melalui 16 tahapan dengan masa waktu pembuatan masing-masing satu jam. Sementara, Rolls-Royce Phantom melewati 11 tahapan dengan waktu pekerjaan lebih lama lagi yakni 2 jam. Dengan waktu dan tahapan yang sangat panjang itu tidak heran jika Goodwood hanya memproduksi 15 mobil dalam satu hari.
Pembuatan Rolls-Royce memang banyak dilakukan dengan tangan. Satu-satunya mesin robot yang digunakan di Goodwood, hanyalah mesin penggabung warna primer, warna dasar, dan warna campuran. Meski robot, tetap saja karyawan Rolls-Royce merupakan operator dari penggunaan mesin tersebut. Mereka tidak membiarkan begitu saja robot tersebut bekerja dengan otomatis.
Membuat mobil Rolls-Royce tidak ubahnya seperti sekumpulan dokter bedah yang tengah sibuk melakukan operasi. Banyak karyawan sibuk memasang seluruh komponen dari bagian-bagian mobil. Total ada 60 pasang tangan yang bertugas “mengoperasi” mobil mulai dari pemasangan interior, body mobil hingga mesin ke bagasi mobil.
Setelah proses pengerjaan tangan selesai, ujian terakhir bagi mobil Rolls-Royce dilakukan. Setiap mobil harus menempuh jarak 100 kilometer di jalan umum dan test air untuk mengetahui kebocoran yang terjadi di bagian badan mobil. Setelah semuanya telah sempurna barulah mobil ini dikirimkan kepada konsumen.
Pengecatan mobil adalah satu hal yang sangat krusial. Setiap proses pengecetan akan dilakukan oleh empat orang karyawan. Setiap karyawan masing-masing bertanggung jawab atas seperempat badan bagian mobil. “Mereka harus mengecat selama 5 jam mengecat dan mengilaukan hingga ke tingkat kilau terbaik. Setiap hal yang membuat kualitas warna menjadi cacat akan kami perhatikan,” tegas Marco Jahn.
Ada cerita unik yang dialami Rolls-Royce soal warna mobil. Menurut Marco Jahn, ada seorang konsumen yang tertarik membeli Rolls-Royce setelah melihat iklan di sebuah majalah. Dia sangat menyukai warna mobil berwarna kuning yang ada di majalah tersebut.
“Padahal, warna mobil di iklan tersebut salah karena kualitas cetak di majalah tersebut tidak sesuai dengan ukuran kami. Tapi, karena dia mau memiliki warna seperti itu kami harus memenuhinya sebaik mungkin,” cerita Marco Jhan.
Hal yang sama juga terjadi di McLaren. Proses produksi mobil-mobil McLaren dipusatkan di Woking, Sussex, Inggris. Mobil yang mereka buat tidak lain adalah McLaren MP4-12 C. Sebuah mobil super rancangan bos McLaren, Ron Dennis, yang menggunakan mesin mid-mount berkapasitas 3.800 cc V8 twin turbocharged. Mobil ini sanggup menghasilkan tenaga hingga 600HP dan torsi sebesar 443 lb-ft.
Dengan mesin bertenaga besar tersebut, MP4-12C mampu melakukan akselerasi dari 0 hingga 100km / h (62mph) hanya dalam waktu di bawah 3 detik. Bila pedal gas terus diinjak lebih dalam , maka mobil tersebut dapat meluncur hingga kecepatan 322 km/jam.
Seperti Rolls-Royce, seluruh pembuatan mobil McLaren MP4-12 C dibuat dengan tangan. “Tidak ada barang apa pun dan tidak ada suara selama proses pembuatan mobil dilakukan. Kami (McLaren) bukan seperti pabrik mobil biasa,” ujar Anthony Sheriff, Managing Director of McLaren Automotive.
McLaren tidak mengizinkan sinar matahari menerobos ruangan pabrik. Mereka justru membanjiri seluruh ruangan pabrik dengan cahaya lampu yang paling natural. Setiap karyawan bahkan tidak boleh sembarangan memasuki pos yang tidak sesuai dengan kewenangannya.
“Setiap karyawan memiliki kartu yang sesuai dengan pos mereka. Setiap bekerja mereka harus menggesek kartu mereka terlebih dulu agar semua pekerjaan terekam dengan sempurna dan dilakukan oleh orang yang bertanggungjawab,” lanjut Anthony Sheriff.
Penghargaan akan detil dan proses pengerjaan yang dilakukan Rolls-Royce dan McLaren membuat produk-produk mereka menjadi incaran para orang-orang superkaya yang memang menginginkan mobil berkualitas. Didukung oleh pabrik dengan fasilitas super, mereka telah menetapkan standar tinggi bagi pabrikan mobil lain untuk diikuti.
Sumber: http://speedcornering.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar