Home

Kamis, 15 Agustus 2013

BCA Waspadai Pelambatan Kredit Konsumtif

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mewaspadai pelambatan kredit konsumsi pada kuartal tiga tahun ini. Pelambatan ini disebabkan oleh inflasi yang diperkirakan meninggi pada kuartal III tahun ini. Jahja Setiadmadja, Presiden Direktur BCA, mengatakan pelambatan ini membuat pertumbuhan kredit perseroan dikisaran 10-12 persen pada kuartal III 2013. "Saya perkirakan tumbuh 10-12 persen dan pengaruhnya adalah kredit konsumsi yang akan melambat pada tahun ini, jadi tumbuhnya gak seperti semester 1," kata Jahja di Jakarta, Senin (29/7/2013). Jahja mengatakan penurunan akan dialami kredit konsumsi. Terutama untuk Kredit Pemilikan Rakyat (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Sehingga pertumbuhan kredit perseroan akan berpegangan kepada kredit korporasi dan UMKM. "KPR akan menurun, ga mungkin capai 50 persen pada tahun ini dan diperkirakan capai 25 persen pada tahun ini, KKB juga akan menurun menjadi 18-20 persen, dua sektor itu yang buat pelemahan kredit," katanya. Inflasi disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan kenaikan bunga kredit KPR dan KKB selepas kenaikan BI rate. Kenaikan inflasi juga diakibatkan oleh kenaikan harga yang mengikuti asumsi inflasi pasca Bulan Ramadhan. Kondisi ini berbalik dengan kenaikan kredit konsumer sebesar 30,7 persen atau mencapai Rp 78,4 triliun pada Semester 1 2013 ketimbang Semester 1 2012. KPR dan KKB Bank BCA alami kenaikan 32,8 dan 29,6 persen dengan mencapai Rp 48,5 triliun dan Rp 23,4 triliun pada Semester 1 2013. Sedngkan, Kredit komersial dan UKM menaik 24,6 persen menjadi Rp 110,5 triliun. Sedangkan kredit korporasi tercatat sebesar Rp 91,5 triliun atau naik 18,4 persen pada Semester 1 2013. Dengan predikisi itu, ia mengatakan kredit BBCA hanya tumbuh 18-20 persen pada tahun ini. Capaian itu berbanding jauh dengan kredit BBCA pada tahun lalu yang tumbuh dikisaran 20 hingga 30 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar