JAKARTA - Produk mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) yang dipajang di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 menuai simpati publik. Meski mobil belum dijual secara resmi dan belum ada harga yang pasti, daftar pesanan untuk produk itu mencapai ratusan unit.
"Kami tidak bisa sebutkan berapa unit. Tapi, yang jelas, animo pengunjung sangat tinggi," ujar Domestic Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Rio Sanggau pada hari terakhir IIMS 2012 kemarin (30/9).
Daihatsu adalah produsen Ayla, salah satu mobil murah ramah lingkungan yang dipamerkan di IIMS 2012. Soal harga, pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah. Meski begitu, konsumen sudah tertarik terhadap Ayla setelah mengetahui harganya yang dibanderol pada kisaran Rp 75 juta lewat media massa.
Hingga kemarin siang, pemesan Ayla sudah lebih dari 700. "Diperkirakan jumlahnya bisa menembus 750 unit sampai penutupan IIMS. Jadi, jika memang mobil ini dilepas ke pasar, mereka sudah mendapat nomor antrean," kata salah seorang salesman Daihatsu.
Bersanding dengan Ayla adalah Agya, mobil serupa yang diproduksi Astra Toyota. Keduanya menjadi perhatian pengunjung IIMS 2012. "Kami berharap pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk LCGC sehingga mobil ini bisa dinikmati masyarakat Indonesia," ujar Presiden Direktur PT ADM Sudirman M.R.
Kesiapan ADM sebagai basis produksi Daihatsu diwujudkan dengan pembangunan pabrik baru di Suryacipta, Karawang, Jawa Barat. Pabrik anyar itu diharapkan menambah kapasitas produksi 100 ribu unit per tahun. Dengan demikian, kapasitas produksi ADM akan menjadi 430.000 unit per tahun.
"Total investasi yang kami keluarkan sebesar Rp 2,1 triliun. Di pabrik inilah kami akan produksi Ayla. Kami harap Oktober nanti bisa beroperasi," paparnya.
Gairah memproduksi mobil murah ramah lingkungan juga datang dari PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) Suzuki di Indonesia. Mereka berharap agar aturan LCGC segera diterbitkan. Suzuki menyiapkan opsi menghentikan penjualan Karimun Estilo ketika regulasi itu keluar.
"Kami melihat pasar Karimun Estilo yang akan paling kena dampaknya karena dari sisi harga relatif dekat. Maka, kami akan hentikan produksi dan penjualannya," ujar Davy Tuilan, direktur penjualan PT SIS.
Selama ini Karimun Estilo diimpor langsung dari pabrik Suzuki di India dengan jumlah rata-rata 700 unit per bulan. Karimun Estilo sulit bersaing dengan Agya dan Ayla karena diyakini tidak akan memperoleh insentif pajak seperti yang didapat dua mobil LCGC itu. "Tidak memenuhi persyaratan. Kandungan lokalnya saja tidak sampai keinginan pemerintah," jelasnya.
Direktur Marketing PT SIS Endro Nugroho menambahkan, ketika aturan LCGC terbit, penjualan Karimun Estilo dihentikan. Sebagai gantinya, Suzuki akan ikut bermain di pasar LCGC. "Persiapan terus berjalan. Belum bisa kami sebutkan basis mobilnya apa," ucapnya. (gen/kim/c10/ca)
Sumber: Jawa Pos, tgl 1/10/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar