Memasuki bulan Ramadhan, efisiensi pemakaian energi tubuh harus dijaga. Sebab, meski berpuasa aktivitas sehari-hari pun tetap berjalan seperti biasanya. Bagi yang berpergian menggunakan mobil apalagi mengemudi sendiri, kuncinya adalah persiapan, perhitungan, dan kesabaran.
Jusri Palubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mencoba memberikan tips berkendara yang aman dan nyaman saat puasa. Ia membagi dua kategori, pertama mengemudi di dalam kota dan kedua ke luar kota.
Dalam Kota
Menurut Jusri, berkendara di dalam kota lebih mudah ketimbang ke luar kota. Sebab, dengan kondisi jalan yang sedikit padat dan banyak stop and go, menjadikan pengemudi tidak cepat mengantuk. Sebab, musuh utama ketika bulan Ramadhan, yakni mengantuk, karena kurang tidur.
“Pada umumnya memang masalah kualitas stamina dan istirahat. Tetapi permasalahannya di bulan puasa, semuanya itu sedikit berkurang dan kita harus lebih fokus saat berkendara,” ujar Jusri saat berbincang dengan Otomania, Senin (6/6/2016).
Agar tidak mengantuk dan tetap konsentrasi, setiap 30 menit, lakukan senam mata. Gerakan bola mata ke kiri, kanan, atas dan bawah. Langkah itu dilakukan agar bisa melihat kondisi di sekitar jalan dan jangan lupa untuk mencermati setiap kendaraan atau objek yang ada di dekat Anda.
“Kita harus bisa memahami, misalnya pejalan kaki, mobil atau motor yang ada di sekitar kita. Kita juga harus tahu pergerakan mereka mau kemana, jangan sampai bisa mencelakakan kita karena pergerakan mereka,” kata Jusri.
Luar Kota
Berkendara ke luar kota, terutama yang menggunakan akses jalan bebas hambatan hal yang perlu dilakukan adalah, jangan mengemudikan mobil dengan kecepatan konstan. Sebab, bisa dengan cepat menimbulkan rasa kantuk.
“Sebaiknya turun atau naikan kecepatannya. Misalnya 80 kpj, turunkan ke 70 kpj atau naikkan 85 kpj, begitu seterusnya. Kalau konstan terus bahaya, kita akan cepat mengantuk, karena kita pasti kurang tidur,” ujar Jusri.
Terakhir, asupan makanan juga bisa mempengaruhi cara seseorang berkendara saat puasa. Jadi, usahakan makan yang mengandung unsur karbohidrat dan protein tinggi. Bila perlu ada lemaknya sedikit, karena bisa menjadi pengganti energi pengganti setelah karbohidrat dan protein habis.
“Kalau semuanya sudah habis, maka cara berpikir kita otomatis akan sedikit lambat, dan itu juga bisa mempengaruhi cara berkendara. Anda tidak akan berkonsentrasi dan bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Usahakan juga istirahat setiap satu atau dua jam sekali, jika lama perjalanan delapan jam,” kata Jusri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar